PENGUMUMAN :
SELAMAT DATANG DI SMA SUTOMO 1
BERITA PRESTASI
Dua siswa SMA Sutomo 1 Berhasil Mengharumkan Nama Sumatera Utara
31 Jul 2024

Dua siswa SMA Sutomo 1 berhasil membawa harum nama Sumatera Utara (Sumut) di kancah internasional. Keduanya yakni Carlsson Khovis dan Arilynn Wijaya. Mereka mewakili Indonesia bersama tiga siswa lainnya dari Indonesia yakni Bintang Putra Ari Ramadhan dari SMAS Al-Azhar Mandiri Palu, Yvonne Ng dari SMA Maitreyawira Batam dan Anya Krishna Rahardja dari SMA ACS Jakarta dalam ajang World Schools Debating Championship (WSDC) yang diikuti 68 negara pada 17-26 Juli di Belgrade, Serbia. Di dalam ajang tersebut, lima siswa perwakilan Indonesia tersebut berhasil meraih 3 penghargaan sekaligus yaitu, Top Ten English as Foreign Language (EFL) Best Speaker, Honorable Mention (Octofinalist), dan Best EFL Team. Dalam kategori individu, penghargaan Top Ten EFL Best Speaker diraih oleh Carlsson Khovis, siswa SMA Sutomo 1 Medan. Sebagai tim, Indonesia mendapatkan penghargaan Honorable Mention (Octofinalist) dan Best EFL Team. Capaian ini menunjukkan peningkatan tim debat Indonesia dibandingkan tahun sebelumnya yang mendapatkan Honorable Mention (Partial Double Octofinalist). Kepala Sekolah SMA Sutomo 1, Ir. Khoe Tjok Tjin mengapresiasi prestasi yang telah ditorehkan siswanya tersebut. Apalagi ini pertama kalinya siswa mereka menang di tingkat internasional dalam bidang debat bahasa Inggris. “Yah biasa kita Sutomo dikenal dengan sering meraih prestasi olimpiade. Dan kali ini bisa dibuktikan bahwa kita juga bisa meraih prestasi internasional untuk bidang debat,” ujarnya yang didampingi guru pembimbing, Andi Halim. Sebenarnya di Sutomo telah ada standarisasi bahasa Inggris. Siswa mereka harus ada TOEFL junior minimal perunggu. “Kemudian kita hadirkan eskul debat dan di sini kita saling sharing dengan senior-senior,” ujarnya. Peraih Top Ten EFL Best Speaker, Carlsson Khovis, dari SMAS Sutomo 1 Medan, mengungkapkan bahwa konsistensi merupakan kunci utama dirinya bisa meraih penghargaan tersebut. “Jujur yang utama tidak menyangka. Masuk sampai tingkat internasional saja sudah bersyukur. Ini bukti nyata konsistensi. Banyak pengalaman yang didapat ya, dari cara berdebat dengan siswa-siswa dari berbagai negara lainnya dan lain sebagainya,” kata Carlsson. Carlsson lanjut menjelaskan di ajang WSDC kali ini tim debat Indonesia harus melalui serangkaian tahapan lomba yang cukup menguras pikiran dan tenaga. “Tantangannya ada di kekuatan mental karena WSDC ini ada delapan ronde yang dihadapi. Setiap rondenya memakan waktu satu setengah jam. Belum lagi kita harus persiapan juga. Tetapi saya dan teman-teman selalu semangat,” jelasnya yang mengatakan bahwa mereka telah berhasil mengalahkan siswa-siswa dari Belanda, Amerika, Argentina dan lainnya. “Terakhir di babak semifinal kami kalah sama Singapura,” ujarnya.